Kerja Keras Dibalik Inovasi, JCB Hydradig 110W Compact Wheel Excavator

Kerja Keras Dibalik Inovasi, JCB Hydradig 110W Compact Wheel Excavator

Perkembangan teknologi alat berat saat ini tidak terlepas dari meningkatnya harapan dari pengguna alat berat untuk tersedianya alat berat yang handal. Berbagai pekerjaan yang semakin kompleks imbas dari semakin bertambahnya jumlah penduduk, menipisnya berbagai sumber daya yang ada, lingkungan yang berubah adalah sebagian dari penyebabnya meningkatnya kebutuhan itu. Di sisi lain, semakin ketatnya persaingan di industri alat berat memaksa para produsen alat berat untuk terus memutar otak untuk meningkatkan kemampuan alat berat yang diproduksinya jika tidak ingin ditinggalkan customer-customer loyalnya.

Sebagai salah satu produsen alat berat terkemuka, JCB juga menghadapi tantangan ini. Tingginya ekspektasi dari customer-customernya membuat JCB memfokuskan desain produk-produknya dengan inovasi-inovasi. Inovasi inilah yang membuat pabrikan alat berat asal Inggris ini terus berkembang dan menjadi salah satu merek alat berat yang sangat diperhitungkan di dunia. Inovasi yang dilakukan terus menerus dan fokus pada kualitas dan layanan purna jual adalah kunci keberhasilan JCB.

Salah satu produk JCB yang sangat kental nuansa inovasinya adalah produk compact wheel excavator JCB Hydradig 110W. Produk yang diluncurkan pada Maret 2017 yang lalu lahir dari serangkaian riset yang teliti dengan melibatkan puluhan engineer berpengalaman yang menunjukkan keseriusan JCB dalam melakukan riset dan pengembangan produk-produknya.

Dalam sebuah wawancara yang dilakukan sebuah media terkemuka di Inggris dengan Tim Burnhope, chief innovation officer JCB terungkap kerja keras yang dilakukan time engineer JCB dalam mendesain produk ini.

Tim mengungkapkan, JCB mendasarkan inovasi yang dilakukannya pada Hydradig 110W pada 5 area permasalahan: luasnya area pandang operator, kestabilan, mobilitas, kemampuan manuver dan kemudahan pemeliharaan. Area-area ini diperoleh dari pengalaman-pengalaman customer-customer JCB dalam menggunakan produk-produk JCB maupun produk-produk alat berat dari merek-merek lain.

Setelah 5 area ini diidentifikasi, Tim membagi tim enginernya dalam 5 grup dengan tugas mendesain solusi pada masing-masing area. Masing-masing grup sengaja dibuat tidak berhubungan dengan kelompok lainnya agar bisa memberikan solusi yang terbaik dari permasalahan yang menjadi tugas grup itu. Langkah berikutnya adalah mengkombinasikan alternatif solusi dari masing-masing grup dan melakukan penyesuaian. Tim menyadari proses yang sangat sulit adalah pada tahap menggabungkan alternatif solusi karena solusi dari satu area akan berpengaruh terhadap solusi dari area lainnya. Namun Tim percaya dengan engineer-engineer yang handal, ia bisa mewujudkan tujuan akhirnya.

Area pertama adalah masalah luasnya pandangan operator, hal ini tidak terlalu sulit karena grup engineer pertama cukup mendesain sebuah kabin yang yang memiliki sudut pandang 360˚. Dengan kabin ini operator mampu melihat 4 roda compact wheel excavator dengan baik, bahkan operator bisa melihat jejak roda unit pada tanah dengan jelas pada jarak 1 meter. Untuk mengurangi penghalang-penghalang pandangan operator semaksimal mungkin, posisi driveline dan pompa hidraulik dipasang lebih rendah pada sasis dibanding unit-unit sejenis pada umumnya. Dengan pengubahan posisi ini sekaligus mengatasi permaslahan kestabilan dan mobilitas. Driveline dan pompa hidraulik merupakan bagian-bagian terberat dari sebuah compact wheel excavator. Menurunkan posisi kedua komponen ini berarti menurunkan pusat gravitasi unit (center of gravity) yang berarti meningkatkan kestabilan unit.

Namun hal ini tidak serta merta menyelesaikan permasalahan kestabilan, karena pada unit-unit alat berat yang bekerja dengan cara berputar memindahkan material seperti compact wheel excavator, kestabilan juga datang dari counterweight. Solusi yang biasa dilakukan oleh pabrikan-pabrikan alat berat pada umumnya adalah memperbesar ukuran counterweight supaya unit tetap stabil saat mengangkat beban berat dan berputar (swing). Sementara ukuran counterweight yang lebih besar akan berimbas pada kemampuan mobilitas. Seperti kita ketahui counterweight yang besar akan berpengaruh pada kemampuan unit alat berat saat bekerja di area yang sempit.

Tantangan yang ditemukan para engineer JCB adalah counterweight yang besar akan berdampak pada kemampuan pandangan operator. Unit baru ini didesain untuk mampu mengangkat beban seberat 1000 kg pada jangkauan terjauhnya, dengan counterweight konvensional ukurannya harus cukup besar. Untuk mengatasi permaslahan ini, para engineer JCB merancang desain counterweight yang berbeda dari counterweight unit-unit sejenis yang lain. Perubahan desain ini dibarengi juga dengan penggunaan material counterweight dengan densitas yang lebih besar. Hasilnya adalah kemampuan angkat unit mencapai 1000 kg dibandingkan unit-unit sekelas dengan ukuran counterweight yang sama yang hanya mampu mengangkat beban 500 kg. Dengan desain baru ini tailswing dari unit ini hanya 120 mm, 29% lebih pendek dari pesaing-pesaingnya.

Untuk meningkatkan mobilitas, para engineer JCB mendesain drivetrain baru dengan meniru prinsip desain drivetrain pada unit JCB Loadall Telehandler. Dengan transmisi hidrostatis berteknologi stepless ini, Hydradig mampu melaju dengan kecepatan maksimum 40 km per jam. Distribusi bobot unit yang seimbang antara bagian depan dan bagian belakang (50/50) dengan reposisi slewing gear membuat Hydradig mampu melaju secara mulus. Sebagai informasi, fenomena ‘nodding’ alias unit melaju dengan tersendat-sendat merupakan fenomena yang sering ditemukan pada unit compact wheel excavator saat melaju dengan kecepatan maksimum.

Permasalahan kemampuan manuver diatasi dengan mendesain unit yang memiliki tiga steering mode: roda depan, roda depan dan belakang dan putaran kabin (crab steering). Unit juga memiliki kemampuan steering yang memungkinkan operator untuk menggunakan tiga mode steering saat unit mundur.

Permasalahan terakhir adalah kemudahan dalam melakukan pemeliharaan unit. Hal ini ternyata sudah teratasi dengan sendirinya dengan mereposisi driveline dan komponen-komponen hidraulik. Dengan reposisi yangdilakukan, pekerjaan maintenance cukup mudah dilakukan oleh mekanik dari atas permukaan tanah yang juga meningkatkan safety dari mekanik.

Dengan tahapan-tahapan problem solving yang dilakukan JCB akhirnya menghasilkan unit Hydradig 110W yang memenuhi harapan customer-customernya. Tidak heran unit ini mendapat apresiasi dari para pengunjung Conexpo 2017 saat peluncurannya.

Sumber http://www.equipina.com/kerja-keras-dibalik-inovasi-jcb-hydradig-110w-compact-wheel-excavator/